Sabtu, 21 Oktober 2017

Quilt & Needle Craft Festival 2017

Hi, Patronus Seekers! :)


Sepertinya tangan saya lagi gatel banget buat nulis, sampai saya buat 2 postingan dalam satu malam wkwkwk...13 hari puasa IG sepertiya mengarahkan saya untuk curhat lewat media lain wkwkwk...Dan saya bersyukur saya punya blog, meski blognya masih sederhana banget kayak gini, hehehe...Yang penting kontennya bermanfaat lah ya, semoga :')

Well, di postingan kedua hari ini, saya pengin berbagi pengalaman saya mengikuti Quilts & Needle Craft Festival di Smesco Exhibition Hall, Jalan Rasuna Said, Kuningan. Di festival tersebut, terdapat berbagai stand yang menampilkan karya quilting, batik, knitting, and crocheting.


Saat memasuki pintu masuk, karya-karya quilting yang dibuat dengan tangan dan mesian membuat mata kita lekat memandang. Saking bagusnya, saya sampai pegang-pegang karena penasaran dengan detailnya. Sebuah karya yang cantik, pasti membutuhkan waktu yang cukup lama dan skill yang terampil untuk menyelesaikannya. Gambar-gambar ini adalah beberapa contoh karya quilting yang memikat hati saya.







Selain melihat pertunjukkan karya-kaya, saya juga melihat demo quilting dari sebuah penyedia jasa workshop yang beroperasi di Senayan, namanya CV. Sabda Manggala Tama. Workshopnya setiap hari Selasa dan Sabtu, mulai sekitar jam 11.00, selama 3 jam. Biaya kursusnya untuk basic sekitar 1,8 juta dan kita sudah mendapatkan free kain. Untuk peralatan lain seperti jarum dan benang, peserta pelatihan harus membeli sedia, namun toko tetap menyediakan. Saya sempat mengamati demo quilting, melihat seorang crafter menjahit karya quilting. Sayang sekali saya melewatkan kesempatan untuk mengambil gambarya karena terlalu serius mengobservasi dan tanya jawab dengan sang crafter. Dia sedang menjahit lembaran kain media quilting sesuai jalurnya. Sebelumnya, lembaran kain dipeniti untuk menyatukan lembaran satu dengan lainnya dan juga busa tipis di tengahnya. Setelah dijahit, peniti bisa dilepas. Peniti yang dipakai berupa peniti khusus yang berbentuk bengkok sehingga lebih mudah diaplikasikan untuk menyatukan lembaran kain.


Setelah puas mengamati demo quilting, saya menuju stand Asosiasi Rajut Indonesia. Disana saya berguru dengan salah satu penjaga stand hand dyed yarn, benang yang diwarnai dengan tangan, menggunkaan pewarna yang sebagian besar sintetik, meski ada sebagian kecil yang dari pewarna alami namun terbatas. Warna benangnya cenderung lebih bervariasi, bisa sembur ataupun gradasi. Kita bisa memesan benang sesuai warna favorit kita. Yang menarik perhatian saya adalah benang sutra yang dibuat dari kepompong ulat sutera. Dari rekan Ibu penjaga stand, saya dapat info kalau di Bogor, ada Rumah Sutera yang menyediakan wisata edukasi untuk melihat peternakan ulat sutera dan pembuatan sutera. Saya pun langsung menjadikan tempat itu satu dari My Place Wanto to Visit di dream board saya 😆😆😂 Gambar di bawah adalah hasil karya yang menggunakan benang hand dyed, cantik, ya?



Dari stand karya rajut, saya mendatangi stand Knitted Knockers Indonesia, sebuah komunitas yang memiliki visi untuk membantu perempuan Indonesia yang telah menjalani mastectomy (operasi bedah untuk mengangkat payudara) atau para wanita "breast cancer survivor." Komunitas ini juga memiliki misi untuk menggerakkan hati para perajut di Indonesia untuk berpartisipasi menyumbangkan bakat dan waktunya membuat Rajutan Knockers  (KKI) bagi para perempuan yang membutuhkannya. KKI berperan sebagai fasilitator yang akan berkesinambungan mencari relawan perajut, melatih mereka dan mengadministrasikan seluruh penyaluran knockers, benang, penyandang dana atau para donatur. Informasi tentang komunitas ini dapat dilihat pada website http://www.knittedknockers.org/ atau Instagram Knitted Knockers Indonesia.

Saya tersentuh oleh kata Mother Teresa yang tertulis di selebaran yang dibagikan KKi waktu saya pertama kali mendaftar sebagai relawan:
"Not all of us can do great things, but we can do small things with great love."
Betapa mulianya :')




Tidak ada komentar:

Posting Komentar