Dear Patronus Hunter!
Postingan kali ini akan bercerita tentang acara Gebyar UKM yang saya datangi kemarin (24 Oktober 2017) di Smesco Tower, Pancoran, Jakarta Selatan. Bersyukur saya bisa daftar On The Spot, karena hari sebelumnya saya masih ragu diijinkan cuti atau tidak...Finally saya bisa datang dan register acaranya dengan invest 250,000. Sedang semangat-seangatnya belajar hal baru, sejenak menjauh dari pekerjaan saya yang terasa sangat monoton.
Acara dimulai pukul 09.00 pagi, tapi sebelum jam itu pun sudah banyak sekali peserta yang datang. Memberikan bukti kalau masih banyak juga orang Indonesia yang berbudaya on time :)
Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan dilanjutkan dengan pengantar dari Bapak Hermawan Kartajaya, staf khusus menteru KUKM sekaligus presiden ACSB (Asia Concil for Small Business). Dikatakannya, jumlah wirausaha baru mencapai 3,1% dari total penduduk Indonesia. Fakta yang menarik adalah 60% pelaku UKM adalah wanita. Jadi, wanita mmiliki peranan yang cukup menentukan nasib UKM bangsa.
Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB.
Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB. Pak Murssy membahas 5 kesalahan yang perlu diperbaiki oleh UKM Indonesia agar bisa berkembang, yaitu:
1. Salah kelola keuangan
Sumber uang berupa uang usaha dan uang pribadi harus dipisah, begitu juga kebutuhan uang, harus dipisah antara belanja usaha dan belanja pribadi
2. Salah mengelola SDM
Kita harus merekrut SDM yang punya pengetahuan, kecakapan, fdan karaktrr. Kita harus memilih orang yang tepat, yang tidak hanya berkemampuan, tapi juga punya panggilan hati untuk bekerja dalam UKM. Meski pengetahuan dana kecakapan belum terlalu mumpuni, hal itu masih bisa dipoles, yang terpenting adalah adanya karakter yang baik.
3. Salah mengelol produktivitas kerja
UKM harus efektif, aset yang dibeli bisa meningkatkan hasil penjualan. UKM juga harus efisien, biaya harus ditekan, jangan belanja yang tak perlu.
4. Salah mengelola kreatifitas
UKM harus memiliki ide baik dan eksekusi yang baik. Jika ingin menjadi kreatif, perhatikan manfaat fungsional dan manfaat emosional.
5. Slah melihat peluang
UKM harus memiliki visi dan misi unuk berkembang. Perusahaan besar dunia diawali oleh UKM.
Seminar dilanjutkan dengan panel discussion yang dipandu Pak Murssy, menghadirkan 4 narasumber, yaitu Pak Bagas dari BRI Kredit Mikro, Syahputra Kamandanu pemilik usaha Randol, Bagus Rahman dari Direksi Smesco, dan Hendri Wijaya dari Yayasan Dharmabhakti Astra. Masin-masing narasumber membawakan materi yang sarat wawasan. Pak Bagas menjelaskan produk BRI untuk pelaku UKM, diantaranya Simpedes, KUR Mikro <25 juta, dan KUR retail <500 juta. Pak Danu menekankan pentingnya positioning brand, menghadapi digital disturption dengan digital transformation. Bapak Bagus Rahman, Direksi Bisnis & Pemasaran Smesco memberikan gambaran tentang Smesco sebagai hub pengelola bisnis seluruh UKM se-Indonesia. Sementara Bapak Hendri Wijaya membawa kita lebih mengenal yayasannya yang membagi ilmu, bukan pendanaan. Pak Hendri juga memberikan kunci kesusksesan UKM, yaitu QCDI (Quality, Cost, Delivery, Improvement).
Saya juga merangkum beberapa hal yang disampaikan pembicara-pembicara hebat tersebut. Berikut yang bisa disarikan dari diskusi panel yang berlangsung:
-Empat hal yang dihadapi UKM (Pak Bagas):
1. Permodalan=>harus visible dan bankable
2. Pemasaran
3. Keterampilan
4. Legalitas
Tantangan menurut pemilik bisnis Randol:
1. SDM, SOP, branding product .
Membangun produk berbeda dengan membangun brand. Produk bersifat tangible sedangkan brand bersifat intangible
Menurut Pak Bagus, setiap pelaku UKM harus memiliki enterpreneurial mindset, harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, jangan mudah puas diri.
Pak Hendri menekankan untuk berhimpun. Salah satu cara berhimpun adalah dengan membentuk koperasi.
Setelah panel discussion berakhir, acara dilanjutkan presentasi dari beberapa sponsor, diantaranya Pegadaian, BRI, JNE, Kompas.com.
Mejelang jam makan siang, Edo Rinaldo, penulis buku Peta Jalan UKM 4.0 membawakan materi tentang jalan yang harus dilalui untuk menjadi UKM sukses. Yang beliau sampaikan hampir sama dengan yang pernah saya dapatkan dari Mbak Aling Nur Naluri, bahwa tahapan pebisnis sukses adalah dengan membuat produk yang bagus, harga baik, lalu sebarkan, promosikan, dan atur distribusinya. Beliau menekankan agar tahapannya jangan sampai terbalik, jangan sampai mempromosikan produk sebelum mampu membuat produk yang baik.
Saya juga mendapatkan pesan bahwa segmen harus ditentukan dalam bisnis, harus fokus. Misal, kita menargetkan produk kita hanya untuk rentang usia 15-40 tahu, dengan alasan bahwa persentasi penduduk dengan rentang usia tersebut terbesar se-Indonesia. Digitalisasi juga merupakan sesuatu yang harus diakrabi, penetrasi pada pengguna internet harus dilakukan. Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia masa kini makin digital. Fakta berbicara, Indonesia punya netizen teraktif di dunia, dimana 181 menit dihabiskan setiap harinya untuk akses smartphone.
Sesi terakhir diisi dengan kurasi produk, dimana produk dari beberapa UKM dinili oleh para ahli dari ICSB dan KUKM. UKM yang mengikuti kurasi ini diantaranya Mmaayara (produk baju khusus ibu menyusui), Delicious Shoes (sepatu unik untuk anak muda), Belimbing Island (skin care), Salaku (produk makanan berbahan baku buah salak), Namwath, Rin Pinpin (produk boneka maskot untuk daerah Tanjung Lesung). Presentasi produk dibawakan dengan baik oleh para pelaku UKM, membuat saya bangga menjadi bangsa dengan banyak orang yang kreatif dengan produk dalam negeri yang saya yakin tak akan kalah bersaing dengan produk negara lain di dunia.
Quote :
Dimana ada orang mengeluh, di situ ada peluang -Jack Ma
Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan dilanjutkan dengan pengantar dari Bapak Hermawan Kartajaya, staf khusus menteru KUKM sekaligus presiden ACSB (Asia Concil for Small Business). Dikatakannya, jumlah wirausaha baru mencapai 3,1% dari total penduduk Indonesia. Fakta yang menarik adalah 60% pelaku UKM adalah wanita. Jadi, wanita mmiliki peranan yang cukup menentukan nasib UKM bangsa.
Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB.
Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB. Pak Murssy membahas 5 kesalahan yang perlu diperbaiki oleh UKM Indonesia agar bisa berkembang, yaitu:
1. Salah kelola keuangan
Sumber uang berupa uang usaha dan uang pribadi harus dipisah, begitu juga kebutuhan uang, harus dipisah antara belanja usaha dan belanja pribadi
2. Salah mengelola SDM
Kita harus merekrut SDM yang punya pengetahuan, kecakapan, fdan karaktrr. Kita harus memilih orang yang tepat, yang tidak hanya berkemampuan, tapi juga punya panggilan hati untuk bekerja dalam UKM. Meski pengetahuan dana kecakapan belum terlalu mumpuni, hal itu masih bisa dipoles, yang terpenting adalah adanya karakter yang baik.
3. Salah mengelol produktivitas kerja
UKM harus efektif, aset yang dibeli bisa meningkatkan hasil penjualan. UKM juga harus efisien, biaya harus ditekan, jangan belanja yang tak perlu.
4. Salah mengelola kreatifitas
UKM harus memiliki ide baik dan eksekusi yang baik. Jika ingin menjadi kreatif, perhatikan manfaat fungsional dan manfaat emosional.
5. Slah melihat peluang
UKM harus memiliki visi dan misi unuk berkembang. Perusahaan besar dunia diawali oleh UKM.
Seminar dilanjutkan dengan panel discussion yang dipandu Pak Murssy, menghadirkan 4 narasumber, yaitu Pak Bagas dari BRI Kredit Mikro, Syahputra Kamandanu pemilik usaha Randol, Bagus Rahman dari Direksi Smesco, dan Hendri Wijaya dari Yayasan Dharmabhakti Astra. Masin-masing narasumber membawakan materi yang sarat wawasan. Pak Bagas menjelaskan produk BRI untuk pelaku UKM, diantaranya Simpedes, KUR Mikro <25 juta, dan KUR retail <500 juta. Pak Danu menekankan pentingnya positioning brand, menghadapi digital disturption dengan digital transformation. Bapak Bagus Rahman, Direksi Bisnis & Pemasaran Smesco memberikan gambaran tentang Smesco sebagai hub pengelola bisnis seluruh UKM se-Indonesia. Sementara Bapak Hendri Wijaya membawa kita lebih mengenal yayasannya yang membagi ilmu, bukan pendanaan. Pak Hendri juga memberikan kunci kesusksesan UKM, yaitu QCDI (Quality, Cost, Delivery, Improvement).
Saya juga merangkum beberapa hal yang disampaikan pembicara-pembicara hebat tersebut. Berikut yang bisa disarikan dari diskusi panel yang berlangsung:
-Empat hal yang dihadapi UKM (Pak Bagas):
1. Permodalan=>harus visible dan bankable
2. Pemasaran
3. Keterampilan
4. Legalitas
Tantangan menurut pemilik bisnis Randol:
1. SDM, SOP, branding product .
Membangun produk berbeda dengan membangun brand. Produk bersifat tangible sedangkan brand bersifat intangible
Menurut Pak Bagus, setiap pelaku UKM harus memiliki enterpreneurial mindset, harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, jangan mudah puas diri.
Pak Hendri menekankan untuk berhimpun. Salah satu cara berhimpun adalah dengan membentuk koperasi.
Setelah panel discussion berakhir, acara dilanjutkan presentasi dari beberapa sponsor, diantaranya Pegadaian, BRI, JNE, Kompas.com.
Mejelang jam makan siang, Edo Rinaldo, penulis buku Peta Jalan UKM 4.0 membawakan materi tentang jalan yang harus dilalui untuk menjadi UKM sukses. Yang beliau sampaikan hampir sama dengan yang pernah saya dapatkan dari Mbak Aling Nur Naluri, bahwa tahapan pebisnis sukses adalah dengan membuat produk yang bagus, harga baik, lalu sebarkan, promosikan, dan atur distribusinya. Beliau menekankan agar tahapannya jangan sampai terbalik, jangan sampai mempromosikan produk sebelum mampu membuat produk yang baik.
Saya juga mendapatkan pesan bahwa segmen harus ditentukan dalam bisnis, harus fokus. Misal, kita menargetkan produk kita hanya untuk rentang usia 15-40 tahu, dengan alasan bahwa persentasi penduduk dengan rentang usia tersebut terbesar se-Indonesia. Digitalisasi juga merupakan sesuatu yang harus diakrabi, penetrasi pada pengguna internet harus dilakukan. Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia masa kini makin digital. Fakta berbicara, Indonesia punya netizen teraktif di dunia, dimana 181 menit dihabiskan setiap harinya untuk akses smartphone.
Sesi terakhir diisi dengan kurasi produk, dimana produk dari beberapa UKM dinili oleh para ahli dari ICSB dan KUKM. UKM yang mengikuti kurasi ini diantaranya Mmaayara (produk baju khusus ibu menyusui), Delicious Shoes (sepatu unik untuk anak muda), Belimbing Island (skin care), Salaku (produk makanan berbahan baku buah salak), Namwath, Rin Pinpin (produk boneka maskot untuk daerah Tanjung Lesung). Presentasi produk dibawakan dengan baik oleh para pelaku UKM, membuat saya bangga menjadi bangsa dengan banyak orang yang kreatif dengan produk dalam negeri yang saya yakin tak akan kalah bersaing dengan produk negara lain di dunia.
Quote :
Dimana ada orang mengeluh, di situ ada peluang -Jack Ma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar