Minggu, 29 Oktober 2017

REVISI Aturan Sosmed

Dear Patronus Hunters!



Kemarin, teman lama saya berbagi event lewat IG. Eventnya bagus banget, gratis pula! Lalu saya berpikir, kalau saja saya masih puasa IG, pasti saya nggak dapat info bermanfaat itu! Wkwkwkw...Bukan alibi buat kembali bebas ber-sosmed...Tapi sepertinya saya perlu lebih bijak untuk membuat aturan yang lebih adil pada diri sendiri..Saya memutuskan untuk ber-sosmed hanya pada hari Sabtu dan Minggu :) Jadi di hari biasa, saya log out all accounts :) Hingga saya buatwarning yang ditempel di tembok "Brighter Future Can't Be Owned by Dopamine Addict"...
Masa depan yang lebih cerah tidak akan dimiliki Pecandu Dopamine.. Saya berharap saya kuat :)..

Sabtu, 28 Oktober 2017

Gebyar UKM 2017

Dear Patronus Hunter!

Postingan kali ini akan bercerita tentang acara Gebyar UKM yang saya datangi kemarin (24 Oktober 2017) di Smesco Tower, Pancoran, Jakarta Selatan. Bersyukur saya bisa daftar On The Spot, karena hari sebelumnya saya masih ragu diijinkan cuti atau tidak...Finally saya bisa datang dan register acaranya dengan invest 250,000. Sedang semangat-seangatnya belajar hal baru, sejenak menjauh dari pekerjaan saya yang terasa sangat monoton. 

Acara dimulai pukul 09.00 pagi, tapi sebelum jam itu pun sudah banyak sekali peserta yang datang. Memberikan bukti kalau masih banyak juga orang Indonesia yang berbudaya on time :)
Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan dilanjutkan dengan pengantar dari Bapak Hermawan Kartajaya, staf khusus menteru KUKM sekaligus presiden ACSB (Asia Concil for Small Business). Dikatakannya, jumlah wirausaha baru mencapai 3,1% dari total penduduk Indonesia. Fakta yang menarik adalah 60% pelaku UKM adalah wanita. Jadi, wanita mmiliki peranan yang cukup menentukan nasib UKM bangsa.

Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB.




Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB. Pak Murssy membahas 5 kesalahan yang perlu diperbaiki oleh UKM Indonesia agar bisa berkembang, yaitu:
1. Salah kelola keuangan
Sumber uang berupa uang usaha dan uang pribadi harus dipisah, begitu juga kebutuhan uang, harus dipisah antara belanja usaha dan belanja pribadi
2. Salah mengelola SDM
Kita harus merekrut SDM yang punya pengetahuan, kecakapan, fdan karaktrr. Kita harus memilih orang yang tepat, yang tidak hanya berkemampuan, tapi juga punya panggilan hati untuk bekerja dalam UKM. Meski pengetahuan dana kecakapan belum terlalu mumpuni, hal itu masih bisa dipoles, yang terpenting adalah adanya karakter yang baik.
3. Salah mengelol produktivitas kerja
UKM harus efektif, aset yang dibeli bisa meningkatkan hasil penjualan. UKM juga harus efisien, biaya harus ditekan, jangan belanja yang tak perlu.
4. Salah mengelola kreatifitas
UKM harus memiliki ide baik dan eksekusi yang baik. Jika ingin menjadi kreatif, perhatikan manfaat fungsional dan manfaat emosional.
5. Slah melihat peluang
UKM harus memiliki visi dan misi unuk berkembang. Perusahaan besar dunia diawali oleh UKM.

Seminar dilanjutkan dengan panel discussion yang dipandu Pak Murssy, menghadirkan 4 narasumber, yaitu Pak Bagas dari BRI Kredit Mikro, Syahputra Kamandanu pemilik usaha Randol, Bagus Rahman dari Direksi Smesco, dan Hendri Wijaya dari Yayasan Dharmabhakti Astra. Masin-masing narasumber membawakan materi yang sarat wawasan. Pak Bagas menjelaskan produk BRI untuk pelaku UKM, diantaranya Simpedes, KUR Mikro <25 juta, dan KUR retail <500 juta. Pak Danu menekankan pentingnya positioning brand, menghadapi digital disturption dengan digital transformation. Bapak Bagus Rahman, Direksi Bisnis & Pemasaran Smesco memberikan gambaran tentang Smesco sebagai hub pengelola bisnis seluruh UKM se-Indonesia. Sementara Bapak Hendri Wijaya membawa kita lebih mengenal yayasannya yang membagi ilmu, bukan pendanaan. Pak Hendri juga memberikan kunci kesusksesan UKM, yaitu QCDI (Quality, Cost, Delivery, Improvement).

Saya juga merangkum beberapa hal yang disampaikan pembicara-pembicara hebat tersebut. Berikut yang bisa disarikan dari diskusi panel yang berlangsung:
-Empat hal yang dihadapi UKM (Pak Bagas):
1. Permodalan=>harus visible dan bankable
2. Pemasaran
3. Keterampilan
4. Legalitas

Tantangan menurut pemilik bisnis Randol:
1. SDM, SOP, branding product .
Membangun produk berbeda dengan membangun brand. Produk bersifat tangible sedangkan brand bersifat intangible

Menurut Pak Bagus, setiap pelaku UKM harus memiliki enterpreneurial mindset, harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, jangan mudah puas diri.

Pak Hendri menekankan untuk berhimpun. Salah satu cara berhimpun adalah dengan membentuk koperasi.

Setelah panel discussion berakhir, acara dilanjutkan presentasi dari beberapa sponsor, diantaranya Pegadaian, BRI, JNE, Kompas.com.

Mejelang jam makan siang, Edo Rinaldo, penulis buku Peta Jalan UKM 4.0 membawakan materi tentang jalan yang harus dilalui untuk menjadi UKM sukses. Yang beliau sampaikan hampir sama dengan yang pernah saya dapatkan dari Mbak Aling Nur Naluri, bahwa tahapan pebisnis sukses adalah dengan membuat produk yang bagus, harga baik, lalu sebarkan, promosikan, dan atur distribusinya. Beliau menekankan agar tahapannya jangan sampai terbalik, jangan sampai mempromosikan produk sebelum mampu membuat produk yang baik.

Saya juga mendapatkan pesan bahwa segmen harus ditentukan dalam bisnis, harus fokus. Misal, kita menargetkan produk kita hanya untuk rentang usia 15-40 tahu, dengan alasan bahwa persentasi penduduk dengan rentang usia tersebut terbesar se-Indonesia. Digitalisasi juga merupakan sesuatu yang harus diakrabi, penetrasi pada pengguna internet harus dilakukan. Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia masa kini makin digital. Fakta berbicara, Indonesia punya netizen teraktif di dunia, dimana 181 menit dihabiskan setiap harinya untuk akses smartphone.

Sesi terakhir diisi dengan kurasi produk, dimana produk dari beberapa UKM dinili oleh para ahli dari ICSB dan KUKM. UKM yang mengikuti kurasi ini diantaranya Mmaayara (produk baju khusus ibu menyusui), Delicious Shoes (sepatu unik untuk anak muda), Belimbing Island (skin care), Salaku (produk makanan berbahan baku buah salak), Namwath, Rin Pinpin (produk boneka maskot untuk daerah Tanjung Lesung). Presentasi produk dibawakan dengan baik oleh para pelaku UKM, membuat saya bangga menjadi bangsa dengan banyak orang yang kreatif dengan produk dalam negeri yang saya yakin tak akan kalah bersaing dengan produk negara lain di dunia.




Quote :
Dimana ada orang mengeluh, di situ ada peluang -Jack Ma








Sabtu, 21 Oktober 2017

Quilt & Needle Craft Festival 2017

Hi, Patronus Seekers! :)


Sepertinya tangan saya lagi gatel banget buat nulis, sampai saya buat 2 postingan dalam satu malam wkwkwk...13 hari puasa IG sepertiya mengarahkan saya untuk curhat lewat media lain wkwkwk...Dan saya bersyukur saya punya blog, meski blognya masih sederhana banget kayak gini, hehehe...Yang penting kontennya bermanfaat lah ya, semoga :')

Well, di postingan kedua hari ini, saya pengin berbagi pengalaman saya mengikuti Quilts & Needle Craft Festival di Smesco Exhibition Hall, Jalan Rasuna Said, Kuningan. Di festival tersebut, terdapat berbagai stand yang menampilkan karya quilting, batik, knitting, and crocheting.


Saat memasuki pintu masuk, karya-karya quilting yang dibuat dengan tangan dan mesian membuat mata kita lekat memandang. Saking bagusnya, saya sampai pegang-pegang karena penasaran dengan detailnya. Sebuah karya yang cantik, pasti membutuhkan waktu yang cukup lama dan skill yang terampil untuk menyelesaikannya. Gambar-gambar ini adalah beberapa contoh karya quilting yang memikat hati saya.







Selain melihat pertunjukkan karya-kaya, saya juga melihat demo quilting dari sebuah penyedia jasa workshop yang beroperasi di Senayan, namanya CV. Sabda Manggala Tama. Workshopnya setiap hari Selasa dan Sabtu, mulai sekitar jam 11.00, selama 3 jam. Biaya kursusnya untuk basic sekitar 1,8 juta dan kita sudah mendapatkan free kain. Untuk peralatan lain seperti jarum dan benang, peserta pelatihan harus membeli sedia, namun toko tetap menyediakan. Saya sempat mengamati demo quilting, melihat seorang crafter menjahit karya quilting. Sayang sekali saya melewatkan kesempatan untuk mengambil gambarya karena terlalu serius mengobservasi dan tanya jawab dengan sang crafter. Dia sedang menjahit lembaran kain media quilting sesuai jalurnya. Sebelumnya, lembaran kain dipeniti untuk menyatukan lembaran satu dengan lainnya dan juga busa tipis di tengahnya. Setelah dijahit, peniti bisa dilepas. Peniti yang dipakai berupa peniti khusus yang berbentuk bengkok sehingga lebih mudah diaplikasikan untuk menyatukan lembaran kain.


Setelah puas mengamati demo quilting, saya menuju stand Asosiasi Rajut Indonesia. Disana saya berguru dengan salah satu penjaga stand hand dyed yarn, benang yang diwarnai dengan tangan, menggunkaan pewarna yang sebagian besar sintetik, meski ada sebagian kecil yang dari pewarna alami namun terbatas. Warna benangnya cenderung lebih bervariasi, bisa sembur ataupun gradasi. Kita bisa memesan benang sesuai warna favorit kita. Yang menarik perhatian saya adalah benang sutra yang dibuat dari kepompong ulat sutera. Dari rekan Ibu penjaga stand, saya dapat info kalau di Bogor, ada Rumah Sutera yang menyediakan wisata edukasi untuk melihat peternakan ulat sutera dan pembuatan sutera. Saya pun langsung menjadikan tempat itu satu dari My Place Wanto to Visit di dream board saya ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜‚ Gambar di bawah adalah hasil karya yang menggunakan benang hand dyed, cantik, ya?



Dari stand karya rajut, saya mendatangi stand Knitted Knockers Indonesia, sebuah komunitas yang memiliki visi untuk membantu perempuan Indonesia yang telah menjalani mastectomy (operasi bedah untuk mengangkat payudara) atau para wanita "breast cancer survivor." Komunitas ini juga memiliki misi untuk menggerakkan hati para perajut di Indonesia untuk berpartisipasi menyumbangkan bakat dan waktunya membuat Rajutan Knockers  (KKI) bagi para perempuan yang membutuhkannya. KKI berperan sebagai fasilitator yang akan berkesinambungan mencari relawan perajut, melatih mereka dan mengadministrasikan seluruh penyaluran knockers, benang, penyandang dana atau para donatur. Informasi tentang komunitas ini dapat dilihat pada website http://www.knittedknockers.org/ atau Instagram Knitted Knockers Indonesia.

Saya tersentuh oleh kata Mother Teresa yang tertulis di selebaran yang dibagikan KKi waktu saya pertama kali mendaftar sebagai relawan:
"Not all of us can do great things, but we can do small things with great love."
Betapa mulianya :')




Mentoring Dinner Girls In Tech 2017

Dear, Guys!


Kali ini aku mau sharing tentang event super bagus yang aku ikutin bersama Girls in Tech Indonesia (GIT). Girls in Tech Indonesia adalah sebuah organisasi global yang memfokuskan pada pendidikan, pemberdayaan, dan keterkaitan antara wanita dengan teknologi. Program di GIT ini antara lain classroom (ada 7 kelas), mentoring dinner, dan pitsh night. Di classroom, peserta yang sebagian besar adalah wanita mendapat pembekalan materi yang dibawakan oleh fasilitator yang berkompetensi di bidangnya masing-masing. Peserta juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu mentor-mentor yang telah sukses menjalankan bisnisnya. Di mentoring dinner itu, peserta bisa menggali lebih jauh bagaimana Sang Mentor memulai bisnisnya, menjalankan, dan mengembangkan bisnisnya hingga sebesar sekarang. Selain dua program tadi, peserta juga berkesempatan untuk mempresentasikan bisnisnya di hadapan juri untuk mendapatkan pendanaan (marketing fund) sehingga bisa scale up bisnis-nya.

Pada tanggal 28 September lalu, saya menjadi salah satu dari 21 peserta yang terpilih untuk mengikuti mentoring dinner. Saya bersyukur bisa dipertemukan dengan womenpreneur pemilik bisnis Bursa Sajadah, Heera Syahir Karim Vasandani (Mbak Heera SKV). Mbak Heera adalah owner dan CEO Bursa Sajadah, enyedia beraneka macam oleh-oleh, perlengkapan haji/umroh, dan berbagai keperluan muslim lainnya. Saya sangat bersyukur sekali bisa bertemu dengan Ibu luar biaa yang tidak hanya seorang pebisnis yang tangguh, tapi juga seorang business & life coach yang aktif dalam beragam kegiatan sosial.

Saya sempat berdialog singkat bersama 3 rekan saya yang satu meja di mentoring dinner. Kami menanyakan berbagai masalah yang dihadapi masing-masing. Sebagian besar dari kami mempermasalahkan people management, marketing problem, dan pengelolaan outsourching. Saya sempat merangkum apa yang saya dapatkan dari diskusi yang bermanfaat waktu itu.

Mbak Heera menyampaikan bahwa langkah berbisnis ada 5, yaitu:
1. Increase sales
2. Increase profit
3. Buat sistem (termasuk pembukuan dan SOP)
4. Bangun team
5. Duplikasi-kerja sama-konsep




Saya berharap bisa menerapkan ilmu yang saya dapat dari mentor pada bisnis kecil saya. Saking masih mikronya, saya belum berani menyebut ini sebagai sebuah bisnis...Tapi masih market research untuk menguji kelayakan untuk menciptakan sebuah bisnis...Bukan bermaksud pesimis, justru pemahaman sepeti ini membuat saya terus belajar :)

Bagi Teman-Teman yang curious tentang Girls In Tech Indonesia, kalian bisa follow IG @girlsintechid atau di facebook Girls In Tech Indonesia. Event-event GIT recommended banget terutaman buat kamu yang sedang mencari ide bisnis atau sedang menjalankan bisnis dan ingin mengembangkannya :) Let's join GIT Indonesia :)







Senin, 16 Oktober 2017

Merajut di Tengah Kabut

Hi, Guys!

Senang rasanya bisa menulis di sini, karena saya bisa berbagi cerita dengan teman-teman semua :)

Well, hari ini saya mau cerita tentang perjalanan ke Cikuray pada 29 September lalu. Garut, kota yang saya dan 3 teman saya tuju. Butuh sekitar 7 jam perjalanan dari Cileungsi, tempat kerja kami. 


Sebelum pendakian, kami menata semua keperluan logistik kami dan berdoa dulu di basecamp. Setelah persiapan mendaki selesai,  kami bergegas memulai pendakian. Pendakian kami mulai pukul 9 pagi. Kebun teh jadi pemandangan yang kami nikmati sepanjang awal perjalanan mendaki :) Kebun yang membentang begitu indahnya, membuat kami tak bisa menahan keinginan untuk mengambil beberapa gambar di jalur itu. 





Perjalanan ke Cikuray cukup memakan waktu. Perlu 1 jam untuk mencapai pos 1, dan sekitar 50 menit ke pos 2 dan 3. Di pos 3, kami beristirahat sejenak untuk memasak mie instan agar bisa mengganjal perut kami yang mulai lapar. Pos selanjutnya, yaitu pos 4 sampai 6 perlu cukup singkat, kurang dari 40 menit. Jarak dari pos 6 ke pos 7 pun  sebenarnya cukup singkat,  tapi langkah kami terhambat karena hujan yang mengharuskan kami berjalan lebih pelan dan hati-hati. Bahkan kami sempat berniat untuk kembali turun ke pos 6 karena 2 teman saya tidak membawa ponco sementara hujan semakin deras. Tapi akhirnya kami memutuskan untuk tetap naik, karena mempertimbangkan malam yang sudah semakin dekat. Kami bersyukur teman kami yang mendaki lebih dulu untuk mendirikan tenda turun mencari kami di tengah perjalanan ke pos 7, membawakan ponco dan carrier berat yang saya pikul :')
 Track di Cikuray cukup menantang,  saya tidak menyarankan untuk newbie karena akan terlalu berat. Kemiringannya cukup curam, tangan dan kaki sering bertemu untuk mengangkat beban badan mendaki ke atas. Perjalanannya pun cukup memakan waktu,  kami menghabiskan 9 jam sampai puncak. 

Dari pos 7, kami masih perlu mendaki agar bisa sampai di tenda di pos bayangan yang terletak tidak jauh dari puncak Cikuray. Dua teman kami yg mendaki lebih dulu sudah mendirikan tenda, sehingga kami bisa langsung mengganti pakaian basah kami. 

Malam di puncak Cikuray sangat ramai. Ada banyak tenda di pos bayangan, kami berbaur dalam suasana kekeluargaan. Musik mengalun dan kami bernyanyi bersama :)
Makan malam kami terasa sangat nikmat karena lapar yang menyangat ๐Ÿ˜….
Menu sayur asam dan bakwan jagung langsung ludes dalam sekejap.

Keesokan paginya,  kami menyiapkan sarapan. Menu pagi kami cukup istimewa, sayur sop, tempe, dan nugget. Sederhana memang,  tapi jadi istimewa kalau dirasakan di puncak gunung ๐Ÿ˜. Usai sarapan,  kami menuju puncak.  Hanya perlu 10 menit untuk sampai ke summit. Sampai di atas, gerimis masih membasahi alam Cikuray. Kabut tebal menutupi pemandangan puncak sehingga yang kami liat hanya selaput tipis putih. Tapi kami tetap berayukur Tuhan membawa kami dengan selamat hingga ke titik tertinggi Cikuray. 

Di puncak, saya sempat mengabadikan momen saya merajut syal di sana. Syal hijau yang saya kerjakan dengan teknik knitting. Meski foto yang dihasilkan jauh dari ekspektasi, nor bad lah wkwkwk.  Ekspektasi saya sih ada mega jingga khas sunrise moment, tapi saya harus coba berdamai dengan kabut yang masih enggan pergi๐Ÿ˜œ. 







Setelah puas menikmati pemandangan puncak dan membeli pernak-pernik khas Cikuray dari penjual yang mendirikan lapak di sana, kami kembali ke pos bayangan untuk bergegas membongkar tenda. Usai berdoa untuk keselamatan kepada Tuhan,  kami melangkah turun. Tak lupa kami membawa sampah-sampah kami agar tidak mengotori, hanya jejak langkah yang kami tinggalkan. 

Total waktu turun gunung lebih singkat dari pendakiannya,  kami hanya perlu 7 jam sampai basecamp :) Thanks God,  kami bisa kembali dengan selamat,  membawa kenangan bersama alam dan sahabat di benak kami. Semua itu menjadi hadiah yang priceless untuk kami ceritakan ke anak cucu kami, untuk tak lupa tafakkut dan tadabur, untuk menjelajah sekaligus menjaga bumi yang kami tinggali. It's a great experience  to be with you yesterday,  Cikuray!๐Ÿ˜˜