Jumat, 10 Januari 2020

Mengusir Penat dengan Cara Hemat di Kota Cirebon Hari I

Kata kaum milenial penganut YOLO, travelling itu puenting banget. Apalagi kalau destinasinya keren dan bisa buat postingan keren di IG-nya, jelas dinomorsatukan kebutuhan hiburan satu itu. Tapi, kebutuhan satu itu nggak murah, perlu dana, juga perlu waktu. Meski begitu, kalau pintar ngatur, kita bisa juga berlibur tanpa merasa berdosa karena menghabiskan banyak dana. Apalagi kalau kebutuhan berlibur sudah jadi kebutuhan urgent-important, wkwkwk...
Lho, kok bisa? Ya, bisa aja...Misalnya kondisi yang lagi aku hadapi nih...Udah sering lembur kerjaan bahkan di waktu libur, ditambah urusan kuliah satu semester yang perlu konsentrasi ekstra, jelas penat entah sudah berkali-kali kuadrat, wkwkwk...Itu yang bikin aku ngambil cuti rada panjang di liburan akhir taun kemarin...Kurencanakan liburan impian ke salah satu kota wali di tepi pantai selatan. Kali ini liburannya sendirian, sengaja begitu karena tujuannya nggak cuma untuk bersenang-senang, tapi juga melepas beban pikiran yang sudah beberapa lama aku tahan tanpa bahu yang kau pinjamkan, eaeaea...Hahaha, becanda :V

Udara pagi ini terasa berbeda karena aku berada di kota yang berbeda dengan biasanya, Cirebon! Seneng banget akhirnya bisa dapet kesempatan berkunjung ke salah satu kota di Jawa Barat yang terkenal dengan  wisata budayanya. Kereta Anjasmoro yg aku naiki dari Stasiun Kroya berhasil membawaku sampai ke Stasiun Prujakan dengan tepat waktu. Finally, there I was, in Kota Udang :") Yeayyy, dua hari ke depan (6-7 Januari 2020) bakal penuh keseruan :)



                         Stasiun Cirebon Prujakan


Ada dua stasiun kereta di Cirebon, yaitu Stasiun Cirebon Prujakan dan Cirebon Kejaksaan. Aku memilih untuk turun di Prujakan karena stasiun itu berjarak lebih dekat ke destinasi pertama yang aku tuju: tempat sarapan, wkwkwk. Maklum, berangkat jam 4 pagi dari Cilacap jelas nggak ada waktu buat sarapan. Meski ada menu yang disediakan di kereta, rasanya nggak afdol kalo nggak makan kuliner asli daerah. Alhasil, saya pesan ojek online (Grab) ke salah satu rumah amkan nasi jamblang legendaris di sana; Nasi Jamblang Mbak Nur. Sesampainya di rumah makan, sayang banget rumah makannya tutup. Tapi aku nggak nyerah, masih ada tempat lain yang legendaris. Kupesan lagi ojol ke Nasi Jamblang Mang Dul. Nggak sia-sia muter-muter cari makan di pagi-pagi, menunya maknyos! Nasi jamblang yang kupesan berhasil menawar rasa laparku dengan nikmat tiada tara!



Nasi Jamblang Mang Dul yang maknyos


Selesai sarapan, aku langsung bergegas ke tujuan pertama di ittinerary yang udah aku susun selama perjalanan di kereta; Keraton Kasepuhan. Kita dapat masuk ke kompleks keraton bersejarah yang dibangun pada tahun 1529 M ini dengan membayar tiket masuk 15 ribu, dan untuk menjelajahi bangunan di dalamnya, kita dipandu seorang guide yang juga merupakan abdi kerajaan dengan mebayar seikhlasnya. Waktu itu saya dipandu Pak Mungal Kartaningrat. Keraton Kasepuhan adalah keraton yang dahulunya adalah kerajaan islam di Cirebon. Bangunan keraton merupakan perpaduan antara budaya hindu dan Islam.


      Gerbang menuju Keraton Kasepuhan


Patung Harimau Putih di taman area utama Keraton kasepuhan

Bagian dalam keraton masih ditinggali oleh keluarga kerajaan dan sultan yang masih aktif hingga sekarang sebagai tamu adat, yaitu Sultan Sepuh XIV; Pangeran Arief Natadiningrat. Hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan ijin yang dapat masuk ke bagian dalam keraton.



Bagian dalam bangunan utama Keraton Kasepuhan


Di kompleks bagian dalam keraton terdapat museum pusaka yang menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan keraton. Menurut informasi Pak Mungal, masyarakat yang berkenan menitipkan senjata atau benda bersejarah di keraton juga diijinkan, masyarakat akan menerima sertifikat kepemilikan dari museum sebagai wujud penghargaan.

Museum Pusaka Keraton Kasepuhan


Koleksi Kereta Paksi Naga Liman, kereta yang digunakan Sunan Gunung Jati

Salah satu koleksi yang populer adalah kereta Paksi Naga Liman yang bentuknya merupakan perpaduan makhluk burung, naga, dan gajah. Kereta pertamanya disimpan di dalam museum dan tidak lagi digunakan, kereta tiruan yang dibuat menyerupai kereta paksi naga liman pertama dibuat pemerintah untuk ritual keraton.

Di seberang keraton terdapat Masjid Sang Hyang Cipta Rasa, masjid tua yang memiliki arsitektur unik karena mendapatkan pengaruh hindu. Saya sampai di masjid sekitar jam 10 pagi sehingga belum masuk waktu shalat. Agak disayangkan karena saat itu ada banyak gelandangan yang beristirahat di dalam kompleks masjid.


Masjid Agung Sang Hyang Cipta Rasa

Bagian Dalam Masjid Sang Hyang Cipta Rasa

Destinasi selanjutnya adalah Keraton Kanoman yang letaknya pun tak jauh dari Keraton Kasepuhan. Keraton Kanoman tidak seluas Keraton Kasepuhan, pengelolaan keraton pun tidak mendapat campur tanhgan dari pihak luar, masih dikelola pihak keraton sendiri. 

Bagian dalam Keraton Kanoman

Di samping keraton, terdapat kediaman raja periode saat ini, yaitu Pangeran Patih Kanoman XII (Pangeran Raja Muhammad Qodiran). Dalam kompleks keraton juga terdapat gedung pusaka yang menyimpan benda-benda pusaka keraton. 



Gedung Pusaka Keraton Kanoman

Pengalaman saya di Keraton Kanoman, usahakan agar mencari guide kompeten yang biasanya standby di samping gapura keraton. Aku agar menyesal karena salah arah waktu masuk ke kompleks keraton, jadi hanya bertemu dengan ibu-ibu yang biasa membersihkan keraton. Waktu aku tanya mana guidenya, dia langsung menawarkan diri. Sayangnya, dia nggak begitu tahu sejarah keraton. Sedih karena informasi yang didapat tidak terlalu lengkap dan valid.

Selain bangunan utama, dalam kompleks keraton terdapat sumur-sumur keramat yang memiliki mitos tertentu bagi yang percaya. Nggak sedikit orang yang mencari air sumurnya untuk tujuan tertentu.



Setelah puas berkeliling keraton kanoman, aku beranjak ke tujuan berikutnya: Masjid Raya At-Taqwa yang terletak di samping alun-alun Cirebon. Pas banget menjelang waktu dhuhur, jadi sekalian shalat jamaah Dhuhur di sana. 



Masjid Raya At-Taqwa Cirebon

Awalnya pengin sekalian ke alun-alun kota, tapi sayang banget alun-alunnya lagi direnovasi, jadi selesai shalat langsung menuju tempat makan siang. Aku pilih Nasi Lengko Haji Barno. Wuih, mantap banget rasa nasi lengkonya. Meski komposisinya cuma nasi, tempe, tahu, tauge, dan irisan mentimun yang disiram sambal kacang, rasanya nikmat abis. Apalagi pake tambahan sate kambing muda yang lembut banget, nyam nyam banget! 

Sisa hari pertama aku habiskan dengan beristirahat di hotel. Waktu itu hujan di sore harinya, jadi beristirahat di hotel jadi pilihan terbaik, sembari mengumpulkan tenaga untuk petualangan selanjutnya esok hari!



Rabu, 03 Juli 2019

A Quote of Mine

Hai, hai, haiiii
Sudah lama rasanya nggak nulis sesuatu yang saya bagikan selain ke diri saya di sini :')
Ya...saya masih sering menuliskan cerita sehari-hari di blog ini, tapi semuanya hanya menjadi catatan untuk diri sendiri...
Itu saya lakukan untuk menggantikan kebiasaan mencatat di buku harian, ceritanya sedang berusaha lebih green, eco-friendly....Sejak melanjutkan kuliah di bidang keberlanjutan, saya jadi lebih merasa bertanggung jawab terhadap nature dengan berusaha mengaplikasikan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun baru dalam bentuk tindakan kecil yang sederhana. Menuliskan cerita kehidupan di media blog instead of diary adalah salah satunya :V

Anyway, ada yang punya quote favorit yang selalu dijadikan panutan untuk hari-hari kamu?
Saya punya buanyaaak...
Mungkin karena saya sangat suka merenung, secara introvert sejati, wkwkwkwk
Saya suka sekali berpikir random tentang pengalaman sehari-hari ataupun cerita orang-orang yang saya kagumi dan membuat quote yang melukiskan cerita-cerita itu. 

Misalnya saat saya merasa kalau hari-hari saya belajar di kampus begitu menyenangkan, berdiskusi dengan teman-teman dan dosen yang benar-benar membangun dan mencerahkan, saya buat satu quote seperti ini:
"Jika perjalanan meraihnya saja sudah begitu membahagiakan, seperti apa rasanya sebuah mimpi jika tak lagi hanya menjadi sebuah angan-angan?"

Jadi saya merasa bersyukur sekali bisa mendapatkan kesempatan untuk mengejar apa yang saya citakan, bersama orang-orang yang juga melakukan hal yang sama. Itu yang membuat saya merasa bahagia. Lalu, saya merasa penasaran, bagaimana nanti jika cita-cita saya sudah tercapai, pasti akan sangat membahagiakan karena saya sudah melewati perjalanan yang tak mudah.

Di kesempatan yang lain, saat saya memaksa diri untuk berani berbicara di depan cukup banyak orang, which is salah satu ketakutan terbesar saya, saya memotivasi diri degan quote yang saya ciptakan sendiri:
"Lebih baik terlihat gila sehari daripada menyesal seumur hidup karena melewatkan kesempatan baik"
Kata-kata itu membuat saya lebih berani dan terpacu untuk mengalahkan rasa takut, meski tidak setiap saat, tapi tak jarang hal itu menjadi spirit & bravery booster untuk diri sendiri.

Dan, memang, ternyata kata-kata sungguh memiliki kekuatan. Saya pernah ikut training bulan lalu mengenai Kill Your Negativity. Di training itu dibahas bahwa dari merubah kata-kata pertanyaan dalam diri kita, kita bisa merubah state/pikiran/fokus, memperbaiki decision, memperbaiki action, memperbaiki result, memperbaiki destiny, dan merubah reality...
Sungguh kata-kata itu punya kekuatan yang teramat besar...
Mari lebih bijak dalam berkata-kata :')

Depok, 3 Juli 2019

Sabtu, 24 Maret 2018

CeritaFest 24 Maret 2018

Dear Deathly :)

Hari ini, aku ikut workshop Storytelling dan Dialogue Facilitation...
Acaranya diadakan di Eighty nne Eatery & Spirit...
Benaran serubanget acaranya...
Ada dua jenis workshop yang diikuti, storytelling & dialogue facilitation :)
Pertama kali ateng, aku ikut games asyik banget...Sedikit ribut sih, tapi aku bisa bikin ide bagus untuk games besok.
Jadi ada suit batu gunting kertas, nah, yang suitnya menang dua kali menjadi pemenang. Sesama pemenang akan saling melawan, sedangkan yang kalah akan menjadi follower bagi orang yang berhasil mengalahkannya. Beneran rada chaos karen teriakan orang-orang mendukung jagoannya bersaut-sautan keras banget :V

Di workshop pertama, saya ikut dialogue facilitation. Seru banget awalnya, kita main game perkenalan dimana kita membentuk lingkaran dan lepar-lemparan kertas. Bagi yang menangkap, harus memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama dan satu kata yang mewakilinya. Kertas dilemparkan kembali, yang menangkap memperkenalkan dirinya kembali. Akhirnya kami semua salin kenal dan workshop pun dimulai.

Di awal pembahasan tentang dialogue, kami diberikan pengertian tentang infrahumanisasi. Istilah itu adalah sebuah bias bawah sadar dimana diri seseorang merasa lebih superior dibandingkan yang lain. Ada kesan menyombongkan diri, merasa lebih superior dan eksklusif. Sikap itu tak baik kita miliki.

Selanjutnya ada slie yang menarik hati saya, ada materi yang menyadarkan saya bahwa kita sebaiknya memperlakukan orang seperti apa yang orang itu inginkan, bukan apa yang kita inginkan...Skill ini tidak mudah, kita perlu berlatih. Cara melatihnya adalah dengan bertemu banyak orang setiap harinya :)

Setelah dapet materi, tiba saatnya buat praktek diskusi...
Disana, kami menjalankan peran untuk menjadi pelaku diskusi sesuai kartu yang kami dapatkan. Kartu itu bertuliskan peran positif dan negatif yang ada pada peserta diskusi.

Peran positif diantaranya sebagai berikut:
-Penggagas: menggerakkan diskusi dengan ide-ide yang baru
-Penanya: mengajukan pertanyaan yang membantu kelompok untuk berpikir dan mengeksplorasi
-Penjelas: mengulang dan menjelaskan ide kepada kelompok
-Organisator: merencanakan bagaimana kelompok akan bekerja
-Penyemangat: megamati anggota kelompok dengan cara mendengar, memberi masukan, dan mendukung
-Penolong: Membantu kelompok dengan memastikan semuanya ikut berperan aktif dan membantu anggota untuk saling melihat sudut pandang satu sama lain

Peran negatif diantaranya sebagai berikut:
-Bully: menindas anggota kelompok hanya dengan cara meneriaki dan bersikap sarkastik
-Pengeluh: terus menerus menyatakan ketidaksenangannya terhadap apa yang dikerjakan, atau mengatakan sesuatu yang tidak penting
-Pemblokir: menghambat kemajuan kelompok dalam berdiskusi dengan mengatakan hal-hal seperti:
"Itu sih udah jelas", "Terus apa gunanya?", atau "Semua juga udah tau!"
-Pendominasi: mengambil alih kelompok dan tidak membiarkan anggota lain untuk berbicara atau membuat keputusan
-Penyendiri: Hanya berbicara dengan satu orang tertentu, bukan dengan seluruh anggota kelompok
-Pemimpi: Tidak ambil bagian dan tidak tertarik untuk ikut dalam diskusi.





Di workshop itu, saya agak kurang bisa berperan, saya rasa saya perlu lebih banyak membaca agar bisa lebih banyak mengemukakan pendapat.

Workshop kedua adalah tentang storytelling. Di workshop itu, kami diajarkan bagaimana cara bercerita yang baik. Senang sekali karena di sini saya bisa sedikit berpartisipasi aktif.
Pemateri waktu itu ada 3 orang. Mereka adalah duta cerita dari Bandung, Malang, dan satu lagi saya lupa. Mereka menyampaikan empat faktor yang mempengaruhi ketertarikan orang lain untuk mendengarkan cerita kita, diantaranya:

-Titi nada, yaitu variasi nada suara
-Tempo; variasi, kecepatan suara
-Penekanan
-Jeda, variasi pemenggalan kalimat...

Saya dapat knowledge baru nih soal jeda. Saya yang cenderung sangat cepat kalo bicara jadi tahu kalau yang saya harus merubah kebiasaan itu. Ternyata jeda diperlukan untuk:
-Menambah ketegangan
-Menggugah keingintahuan
-Berpikir dan memahami

Fasilitator juga berbagi tentang 7 cara bercerita yang baik.
1. Harus berarti dan memiliki makna
2. Harus memiliki konflik: tantangan, pilihan, solusi
3.  Harus tentang kehidupan, namun bukan seluruh hidupmu
4. Harus jujur
5. Kekuatan cerita ada pada koneksi
6. Harus menggambarkan keadaan suara, bau, perasaan, cuaca.
7. Harus mengungkapkan sesuatu

Ada juga materi tentang tujuh ceritayang baik:
1. Bersifat personal/pribadi
2. Spesifik=>dengan metode poligami (5 wife 1 husband )
3. Sederhana
4. Lucu, tapi maknanya dalam. Mimik, suara, gesture berperan penting.
5. Mengikuti kerangka dramatis: awal-tengah-akhir
Apa, dimana, waktunya kapan.





Kedua Kalinya ke Toastmaster

Dear Deathly...

How are you?

Jumat lalu, tanggal 23 Maret 2018, aku ke Toastmaster Huntsman loooh...
Itu adalah kedua kalinya aku dateng di komunitas bahasa Inggris iu...
Sebelumnya aku ke sana untuk pertama kalinya di tanggal 26 Januari 2018....

Sebenarnya agak konflik batin waktu memutuskan untuk dateng ke Huntsman...Karena kemampuan bahasa Inggris saya masih begitu parah...
Tapi aku rasa, kapan bisanya kalau nggak segera mulai :)
Kalau inget baca quote bijak di kamar tuh gini bunyinya:
"You don't have to be great to start, but you have to start to be great"

Jadi saya memantapkan hati untuk datang ke Huntsman...Meski merasa deg-degan, tapi saya nggak mau menyesal kalau melewatkan kesempatan belajar di lingkungan yang sangat positif seperti itu... Waktu sesi table topics, saya disemangati untuk maju ke depan...Dan..alhamdulillah saya bersedia, meskingomongnya masih terbata-bata...

Setidaknya saya sudah mencoba,,,Saya memutuskan untuk menjadi guest dulu selama bulan April dan akan bergabung jadi member saat bulan Mei.

Semoga rencana ini terwujud, Aamiin :')

Minggu, 29 Oktober 2017

REVISI Aturan Sosmed

Dear Patronus Hunters!



Kemarin, teman lama saya berbagi event lewat IG. Eventnya bagus banget, gratis pula! Lalu saya berpikir, kalau saja saya masih puasa IG, pasti saya nggak dapat info bermanfaat itu! Wkwkwkw...Bukan alibi buat kembali bebas ber-sosmed...Tapi sepertinya saya perlu lebih bijak untuk membuat aturan yang lebih adil pada diri sendiri..Saya memutuskan untuk ber-sosmed hanya pada hari Sabtu dan Minggu :) Jadi di hari biasa, saya log out all accounts :) Hingga saya buatwarning yang ditempel di tembok "Brighter Future Can't Be Owned by Dopamine Addict"...
Masa depan yang lebih cerah tidak akan dimiliki Pecandu Dopamine.. Saya berharap saya kuat :)..

Sabtu, 28 Oktober 2017

Gebyar UKM 2017

Dear Patronus Hunter!

Postingan kali ini akan bercerita tentang acara Gebyar UKM yang saya datangi kemarin (24 Oktober 2017) di Smesco Tower, Pancoran, Jakarta Selatan. Bersyukur saya bisa daftar On The Spot, karena hari sebelumnya saya masih ragu diijinkan cuti atau tidak...Finally saya bisa datang dan register acaranya dengan invest 250,000. Sedang semangat-seangatnya belajar hal baru, sejenak menjauh dari pekerjaan saya yang terasa sangat monoton. 

Acara dimulai pukul 09.00 pagi, tapi sebelum jam itu pun sudah banyak sekali peserta yang datang. Memberikan bukti kalau masih banyak juga orang Indonesia yang berbudaya on time :)
Acara diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan dilanjutkan dengan pengantar dari Bapak Hermawan Kartajaya, staf khusus menteru KUKM sekaligus presiden ACSB (Asia Concil for Small Business). Dikatakannya, jumlah wirausaha baru mencapai 3,1% dari total penduduk Indonesia. Fakta yang menarik adalah 60% pelaku UKM adalah wanita. Jadi, wanita mmiliki peranan yang cukup menentukan nasib UKM bangsa.

Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB.




Setelah presiden ACSB menyampaikan pengantar, seminar dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Zacky Mussry, Executive Vice President ICSB. Pak Murssy membahas 5 kesalahan yang perlu diperbaiki oleh UKM Indonesia agar bisa berkembang, yaitu:
1. Salah kelola keuangan
Sumber uang berupa uang usaha dan uang pribadi harus dipisah, begitu juga kebutuhan uang, harus dipisah antara belanja usaha dan belanja pribadi
2. Salah mengelola SDM
Kita harus merekrut SDM yang punya pengetahuan, kecakapan, fdan karaktrr. Kita harus memilih orang yang tepat, yang tidak hanya berkemampuan, tapi juga punya panggilan hati untuk bekerja dalam UKM. Meski pengetahuan dana kecakapan belum terlalu mumpuni, hal itu masih bisa dipoles, yang terpenting adalah adanya karakter yang baik.
3. Salah mengelol produktivitas kerja
UKM harus efektif, aset yang dibeli bisa meningkatkan hasil penjualan. UKM juga harus efisien, biaya harus ditekan, jangan belanja yang tak perlu.
4. Salah mengelola kreatifitas
UKM harus memiliki ide baik dan eksekusi yang baik. Jika ingin menjadi kreatif, perhatikan manfaat fungsional dan manfaat emosional.
5. Slah melihat peluang
UKM harus memiliki visi dan misi unuk berkembang. Perusahaan besar dunia diawali oleh UKM.

Seminar dilanjutkan dengan panel discussion yang dipandu Pak Murssy, menghadirkan 4 narasumber, yaitu Pak Bagas dari BRI Kredit Mikro, Syahputra Kamandanu pemilik usaha Randol, Bagus Rahman dari Direksi Smesco, dan Hendri Wijaya dari Yayasan Dharmabhakti Astra. Masin-masing narasumber membawakan materi yang sarat wawasan. Pak Bagas menjelaskan produk BRI untuk pelaku UKM, diantaranya Simpedes, KUR Mikro <25 juta, dan KUR retail <500 juta. Pak Danu menekankan pentingnya positioning brand, menghadapi digital disturption dengan digital transformation. Bapak Bagus Rahman, Direksi Bisnis & Pemasaran Smesco memberikan gambaran tentang Smesco sebagai hub pengelola bisnis seluruh UKM se-Indonesia. Sementara Bapak Hendri Wijaya membawa kita lebih mengenal yayasannya yang membagi ilmu, bukan pendanaan. Pak Hendri juga memberikan kunci kesusksesan UKM, yaitu QCDI (Quality, Cost, Delivery, Improvement).

Saya juga merangkum beberapa hal yang disampaikan pembicara-pembicara hebat tersebut. Berikut yang bisa disarikan dari diskusi panel yang berlangsung:
-Empat hal yang dihadapi UKM (Pak Bagas):
1. Permodalan=>harus visible dan bankable
2. Pemasaran
3. Keterampilan
4. Legalitas

Tantangan menurut pemilik bisnis Randol:
1. SDM, SOP, branding product .
Membangun produk berbeda dengan membangun brand. Produk bersifat tangible sedangkan brand bersifat intangible

Menurut Pak Bagus, setiap pelaku UKM harus memiliki enterpreneurial mindset, harus selalu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, jangan mudah puas diri.

Pak Hendri menekankan untuk berhimpun. Salah satu cara berhimpun adalah dengan membentuk koperasi.

Setelah panel discussion berakhir, acara dilanjutkan presentasi dari beberapa sponsor, diantaranya Pegadaian, BRI, JNE, Kompas.com.

Mejelang jam makan siang, Edo Rinaldo, penulis buku Peta Jalan UKM 4.0 membawakan materi tentang jalan yang harus dilalui untuk menjadi UKM sukses. Yang beliau sampaikan hampir sama dengan yang pernah saya dapatkan dari Mbak Aling Nur Naluri, bahwa tahapan pebisnis sukses adalah dengan membuat produk yang bagus, harga baik, lalu sebarkan, promosikan, dan atur distribusinya. Beliau menekankan agar tahapannya jangan sampai terbalik, jangan sampai mempromosikan produk sebelum mampu membuat produk yang baik.

Saya juga mendapatkan pesan bahwa segmen harus ditentukan dalam bisnis, harus fokus. Misal, kita menargetkan produk kita hanya untuk rentang usia 15-40 tahu, dengan alasan bahwa persentasi penduduk dengan rentang usia tersebut terbesar se-Indonesia. Digitalisasi juga merupakan sesuatu yang harus diakrabi, penetrasi pada pengguna internet harus dilakukan. Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia masa kini makin digital. Fakta berbicara, Indonesia punya netizen teraktif di dunia, dimana 181 menit dihabiskan setiap harinya untuk akses smartphone.

Sesi terakhir diisi dengan kurasi produk, dimana produk dari beberapa UKM dinili oleh para ahli dari ICSB dan KUKM. UKM yang mengikuti kurasi ini diantaranya Mmaayara (produk baju khusus ibu menyusui), Delicious Shoes (sepatu unik untuk anak muda), Belimbing Island (skin care), Salaku (produk makanan berbahan baku buah salak), Namwath, Rin Pinpin (produk boneka maskot untuk daerah Tanjung Lesung). Presentasi produk dibawakan dengan baik oleh para pelaku UKM, membuat saya bangga menjadi bangsa dengan banyak orang yang kreatif dengan produk dalam negeri yang saya yakin tak akan kalah bersaing dengan produk negara lain di dunia.




Quote :
Dimana ada orang mengeluh, di situ ada peluang -Jack Ma








Sabtu, 21 Oktober 2017

Quilt & Needle Craft Festival 2017

Hi, Patronus Seekers! :)


Sepertinya tangan saya lagi gatel banget buat nulis, sampai saya buat 2 postingan dalam satu malam wkwkwk...13 hari puasa IG sepertiya mengarahkan saya untuk curhat lewat media lain wkwkwk...Dan saya bersyukur saya punya blog, meski blognya masih sederhana banget kayak gini, hehehe...Yang penting kontennya bermanfaat lah ya, semoga :')

Well, di postingan kedua hari ini, saya pengin berbagi pengalaman saya mengikuti Quilts & Needle Craft Festival di Smesco Exhibition Hall, Jalan Rasuna Said, Kuningan. Di festival tersebut, terdapat berbagai stand yang menampilkan karya quilting, batik, knitting, and crocheting.


Saat memasuki pintu masuk, karya-karya quilting yang dibuat dengan tangan dan mesian membuat mata kita lekat memandang. Saking bagusnya, saya sampai pegang-pegang karena penasaran dengan detailnya. Sebuah karya yang cantik, pasti membutuhkan waktu yang cukup lama dan skill yang terampil untuk menyelesaikannya. Gambar-gambar ini adalah beberapa contoh karya quilting yang memikat hati saya.







Selain melihat pertunjukkan karya-kaya, saya juga melihat demo quilting dari sebuah penyedia jasa workshop yang beroperasi di Senayan, namanya CV. Sabda Manggala Tama. Workshopnya setiap hari Selasa dan Sabtu, mulai sekitar jam 11.00, selama 3 jam. Biaya kursusnya untuk basic sekitar 1,8 juta dan kita sudah mendapatkan free kain. Untuk peralatan lain seperti jarum dan benang, peserta pelatihan harus membeli sedia, namun toko tetap menyediakan. Saya sempat mengamati demo quilting, melihat seorang crafter menjahit karya quilting. Sayang sekali saya melewatkan kesempatan untuk mengambil gambarya karena terlalu serius mengobservasi dan tanya jawab dengan sang crafter. Dia sedang menjahit lembaran kain media quilting sesuai jalurnya. Sebelumnya, lembaran kain dipeniti untuk menyatukan lembaran satu dengan lainnya dan juga busa tipis di tengahnya. Setelah dijahit, peniti bisa dilepas. Peniti yang dipakai berupa peniti khusus yang berbentuk bengkok sehingga lebih mudah diaplikasikan untuk menyatukan lembaran kain.


Setelah puas mengamati demo quilting, saya menuju stand Asosiasi Rajut Indonesia. Disana saya berguru dengan salah satu penjaga stand hand dyed yarn, benang yang diwarnai dengan tangan, menggunkaan pewarna yang sebagian besar sintetik, meski ada sebagian kecil yang dari pewarna alami namun terbatas. Warna benangnya cenderung lebih bervariasi, bisa sembur ataupun gradasi. Kita bisa memesan benang sesuai warna favorit kita. Yang menarik perhatian saya adalah benang sutra yang dibuat dari kepompong ulat sutera. Dari rekan Ibu penjaga stand, saya dapat info kalau di Bogor, ada Rumah Sutera yang menyediakan wisata edukasi untuk melihat peternakan ulat sutera dan pembuatan sutera. Saya pun langsung menjadikan tempat itu satu dari My Place Wanto to Visit di dream board saya 😆😆😂 Gambar di bawah adalah hasil karya yang menggunakan benang hand dyed, cantik, ya?



Dari stand karya rajut, saya mendatangi stand Knitted Knockers Indonesia, sebuah komunitas yang memiliki visi untuk membantu perempuan Indonesia yang telah menjalani mastectomy (operasi bedah untuk mengangkat payudara) atau para wanita "breast cancer survivor." Komunitas ini juga memiliki misi untuk menggerakkan hati para perajut di Indonesia untuk berpartisipasi menyumbangkan bakat dan waktunya membuat Rajutan Knockers  (KKI) bagi para perempuan yang membutuhkannya. KKI berperan sebagai fasilitator yang akan berkesinambungan mencari relawan perajut, melatih mereka dan mengadministrasikan seluruh penyaluran knockers, benang, penyandang dana atau para donatur. Informasi tentang komunitas ini dapat dilihat pada website http://www.knittedknockers.org/ atau Instagram Knitted Knockers Indonesia.

Saya tersentuh oleh kata Mother Teresa yang tertulis di selebaran yang dibagikan KKi waktu saya pertama kali mendaftar sebagai relawan:
"Not all of us can do great things, but we can do small things with great love."
Betapa mulianya :')